Kebetulan sekitar bulan desember tahun 2012 saya berkesempatan main
ke kudus, kali ini saya menyempatkan diri ke masjid menara kudus. Masjid Kudus terletak diDesa Kauman,Kecamatan Kota,Kabupaten Kudus,
Provinsi Jawa Tengah. Masjid Kudus berada ditengah pemukiman penduduk
dan terletak di tanah datar. Batas yang memisahkan masjid dengan
lingkungan sekitarnya adalah di sebelah utara,selatan,dan barat
berbatasan dengan pemukiman penduduk,sedangkan di sebelah timur
berbatasan dengan jalan raya.
Masjid Kudus memiliki luas ± 2400 m2.
Keadaan tanah berupa sebidang tanah pekarangan yang datar yang diatasnya
didirikan masjid dan menara. Untuk memasuki halaman Masjid Kudus harus
melewati dua gapura utama yang berbentuk candi bentar. Bentuk asli
bangunan masjid sukar untuk diketahui karena telah beberapa kali
mengalami perbaikan dan perluasan. Secara keseluruhan Masjid Kudus
berbentuk empat persegi panjang berukuran panjang 58 m dan lebar 21 m.
Bangunan masjid terdiri dari: menara, serambi, ruang utama, pawestren,
dan bangunan lainnya.
Menara
Salah satu keistimewaan dari Masjid Kudus adalah Menara
Kudus. Menara Kudus ini sangat terkenal bahkan orang lebih mengenal
menara Kudus daripada Masjid Kudus. Bentuk menara ini mengingatkan akan
bentuk candi corak Jawa Timur. Regol-regol serta gapura bentar yang
terdapat di halaman depan, serambi, dan dalam masjid mengingatkan kepada
corak kesenian klasik di Jawa Timur. Menara Masjid Kudus merupakan
bangunan kuno hasil dari akulturasi antara kebudayaan Hindu-Jawa dengan
Islam, bahkan unsur kebudayaan asli. Seorang sarjana Belanda yang bemama
Jasper mengatakan bahwa seni bias atau ukiran dan bangunan Menara Kudus
menunjukkan tradisi seni bias dari bangunan Hindu Jawa Majapahit.
Sucipto Wirjosuparto menghubungkan uk menara Masjid Kudus dengan Candi
Jago. Hal ini terlihat sekali pada ornamen tumpal pada susuman tangga
yang mirip sekali dengan yang ada pada Candi Jago.Unsur Islam yang
tampak adalah ornamen yang serba sederhana. Sedangkan unsur Indonesia
asli tampak pada hiasan tumpalnya. Motif hiasan tumpal sudah ada sejak
zaman pra sejarah di Indonesia.Bagian kaki menara yang terbawah terdapat
tiga buah pelipit yang tersusun menjadi satu. Bagian tengahnya
merupakan bagian yang menonjol. Sedangkan bagian kaki yang paling atas
terdiri dan beberapa susunan yang makin ke atas makin melebar. Sebagai
penyangga antara kaki bagian tengah dan atas terdapat sebuah komposisi
pelipit. Seluruh bagian pads kaki menara menggunakan material yang
merupakan pasangan batu bata merah tanpa perekat. Pada sisi barat
terdapat konstruksi tangga menara yang mengarah keluar. Hiasan yang
terdapat pada kaki menara antara lain hiasan pola geometris yang
berbentuk segi empat. Di sudut kaki menara terdapat bidang polos
berbentuk pilar. Sedangkan pada sebelah kin dan kanan tangga terdapat
hiasan bentuk tumpal berupa segi tiga sama kaki.Tubuh menara bagian
bawah merupakan sebuah pelipit besar dan tinggi yang dibagi dua oleh
sebuah bingkai tebal. Tubuh menara bagian tengah berbentuk persegi yang
ramping. Sisi utara, timur, dan selatan terdapat relung-relung kosong.
Pintu masuk ruangan ini terbuat dari kayu. Di dalam bilik ini terdapat
tangga dari kayu terletak di tengah tengah ruangan, hampir tegak lurus
menuju ke puncak menara. Tubuh menara bagian atas terdiri atas susunan
pelipit-pelipit mendatar yang makin ke atas makin panjang dan melebar.
Hiasan yang terdapat pada tubuh menara antara lain pola geometris,
mangkok porselin bergambar dan dekorasi bergambar dan dekorasi bentuk
silang yang penempatannya selang-seling. Selain itu, terdapat tempelan
benda berwujud piring yang berisi lukisan masjid, manusia dengan onta
serta potion konna, dan lukisan bunga. Bagian puncak menara berupa
ruangan mirip pendopo berlantaikan papan. Ruangan ini ditopang oleh
empat buah tiang kayu yang bertumpu masuk pada lantai papan yang
berlapis. Di antara dua tiang sebelah timur sekarang dipasang hiasan
arloji yang cukup besar. Pada salah satu tiang terdapat inskripsi yang
ditulis dengan huruf dan bahasa Jawa yang berbunyi “Gapura rusak ewahing
jagad” yang berarti 1609 S (1685 M). Atap menara berbentuk limas
bersusun dua dan di bagian puncaknya terdapat tulisan Arab “Allah”,
sedangkan di bagian bawah atap menara tergantung sebuah bedug dan
kentongan. Bedug berukuran panjang 138 cm dengan 0 90 cm, sedangkan
kentongan berukuran panjang 150 cm dengan 0 130 cm.
Serambi
Serambi Masjid Kudus berupa bangunan terbuka terbagi dua
yaitu serambi depan dan serambi tengah. Serambi depan berukuran panjang
9,50 in dan lebar 13,50 m. Pada serambi ini terdapat sebuah gapura kori
agung dengan tinggi ± 3 in. Letak kori agung memisahkan antara serambi
depan dengan serambi tengah. Bangunan serambi ini merupakan bangunan
tambahan perluasan masjid. Hal ini terlihat pada bagian atas serambi
terdapat sebuah kubah besar. Lantai serambi dari ubin. Serambi tengah
berukuran panjang 26,50 m dan lebar 22 m. Bangunan serambi juga
merupakan ruangan terbuka, dan lantainya dari ubin.
Ruang utama
Ruang utama berukuran panjang 28 in dan lebar 21 in.
Pintu utama terletak di tengah-tengah ruang utama, sedangkan
.pintu-pintu lainnya terdapat di sisi barat dan timur ruang utama.
Lantai ruang utama dari ubin. Ruang utama ditopang oleh empat buah
soko guru (tiang utama) dan empat buah soko rawa (tiang tambahan) dengan
tinggi tiang ± 5 in. Di rang utama ini juga terdapat sebuah kori agung
yang berukuran panjang 4,80 in, lebar 55 cm, dan tinggi 5 m. Atap
bangunan ruang utama berbentuk tumpang tiga dan ditutup oleh genteng
merah. Pada puncak atap terdapat mustaka dari tembaga.Di dalam
ruang utama terdapat mimbar dan mihrab. Mimbar ada dua buah yaitu di
utara dan selatan. Mimbar sebelah utara berukuran panjang 1,44 in, lebar
0,99 in, dan tinggi 2,65 m, sedangkan di sebelah selatan berukuran 1,35
× 0,99 × 2,65 in. Mihrab berukuran panjang 1,62 m, lebar 1,85 m, dan
tinggi 1,75 in. Relung mihrab berbentuk lengkung tapal kuda. Di kanan
kiri mihrab terdapat jendela. Di atas mihrab terdapat inskripsi berhuruf
Arab yang telah usang yang artinya kirakira masjid didirikan oleh
Ja’far Shodiq dalam tahun 956 H.
Pawestren
Bangunan pawestren merupakan bangunan baru sebagai
perluasan masjid. Letaknya di samping kiri masjid berukuran panjang 15,5
m dan lebar 8 m. Bangunan disanggah oleh delapan buah tiang dari beton.
Pintu masuk ada empat buah terbuat dari kayu. Jendela berjumlah enam
buah. Lantai ruangan dari ubin keramik berukuran 20 × 20 cm.
Bangunan lain
Bangunan lainnya yang terdapat di Masjid Kudus antara lain makam, bak air dan tempat wudlu.
Makam
Di belakang Masjid Kudus terdapat kompleks makam,
diantaranya makam Sunan Kudus dan Para ahli warisnya, serta pada tokoh
lainnya seperti Panembahan Palembang, Pangeran Pedamaran, Panembahan
Condro, Pangeran Kaling, dan Pengeran Kuleco. Makam-makam tersebut dalam
cungkup tersendiri. Cungkup tersebut berdenah bujur sangkar dengan
ukuran sisinya ± 4,35 cm.
Makam dengan panjang jirat 298 cm, lebar
76 cm, dan tinggi 28 cm. Nisan berbentuk lengkung bawang yang rata pada
bagian atasnya. Ukuran nisan tinggi 79 cm dan lebar tubuh 20 cm, dan
lebar bagian kaki 28 cm. Hiasan yang ada pads makam Sunan Kudus terutama
pada bagian nisan adalah sulur-suluran yang mengisi bidang tumpal pada
bagian kaki makam maupun pada bagian tubuh nisan.
Bangunan tajug
Bangunan tajug atau bale-bale terdapat di dekat
pintu gerbang masuk kompleks makam. Bangunan ini berdenah bujur sangkar
dengan ukuran 6,63 m setiap sisinya. Bangunan tersebut sudah mengalami
pemugaran terutama pada bagian atasnya. Lantai dari batu granit. Bagian
atap disanggah oleh 12 tiang kayu di bagian pinggir dan empat buah tiang
utama.
Bak air
Di sebelah barat laut bangunan tajug terdapat
bak air yang sampai sekarang masih dipergunakan. Ukuran bak air tersebut
panjang 287 cm, lebar 180 cm, dan tinggi 66 cm. Di bagian dalam bak
tersebut terdapat dua buah lubang dengan garis tengah 117 cm dan
kedalaman 100 cm dari permukaan kaki.
Tempat wudlu
Tempat wudlu ada dua buah, masing-masing berukuran
panjang 12 m, lebar 4 m, dan tinggi 3 m. Bahan bangunan dari bata merah,
lantainya ubin keramik. Bentuk bangunan persegi panjang.
Artikel modifikasi dari :
http://kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id2=kudus
Foto: koleksi pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar